Find us on Google+ Download (gratis) Bunga Rampai Pencak Silat Memahami Pencak Silat Secara Jernih | Rahasia Informasi Dunia

Friday, May 18, 2012

Download (gratis) Bunga Rampai Pencak Silat Memahami Pencak Silat Secara Jernih

Jangan Lupa di like yawww..!!! Terima Kasih..
judul : Bunga Rampai Pencak Silat Memahami Pencak Silat Secara Jernih

Pengarang : Ochid Aj

Bahasa : Indonesia

Jumlah halaman : 60

Format : Pdf

harga :Rp. 0 (GRATISS)

rekomendasi : Ochid



Download ebook ,kali ini dunia download Nuyatha media ingin membagikan suatu info , mungkin di antara anda sudah tidak asing lagi jika mendengar dengan istilah dalam dunia bela diri yaitu istilah pencak silat , seni beladiri yang asli dari negeri sendiri , ketika anda atau mungkin saya mendengar dengan istilah pencak silat pasti yang terbayang di benak anda adalah kosah pahlawan tempo dulu kebanggan dari rakyat betawi yaitu Si Pitung , yang dengan ilmu silatnya telah membantu rakyat betawi dalam masa kesusahan di tindas oeh Negara belanda waktu itu , namun kali ini saya tidak membicarakan tentang si pitung m namun dengan sedikit pengetahuan ini saya ingin membagikan suatu ebook kepada anda yang berjenis budaya , yaitu tentang lahirnya pencak silat di negeri ini .

Download ebook gratis mengenai seni beladiri pencak silat dari negeri betawi ini membahas tidak hanya tentang bagaimana lahirnya seni beladiri pencak silat ini namun ada teknik untuk memahami dan menguasainya , aliran dalam pencak silat , serta filosofi yang terkandung di dalamnya , untuk itu sedikit saya akan kutip sejarah lahirnya pencak silat di negeri ini dalam ebook gratis yang berjudul BUNGA RAMPAI PENCAK SILAT





PENGERTIAN PENCAK SILAT

Kalau kita berbicara tentang pencak silat kepada masyarakat umum maka yang tergambar dalam benak mereka adalah “sebuah olah raga yang dipertandingkan” yang tidak ubahnya dengan tinju (saling pukul), gulat (saling membanting dan bergumul), atau karate (kombinasi memukul, menendang, membanting, menghindar, dan menangkis serangan)dan jenis bela diri lainnya. Dengan kata lain adalah : “tidak ada sesuatu yang khas yang bisa dibanggakan kecuali pada perbedaan warna kostum yang dipakai para atlit pencak silat. Kalaupun ada yang sedikit tahu tentang pencak silat selain olah raga yang dipertandingkan, tidak ada yang patut dibanggakan kecuali kesan negatif bahwa “silat itu magic”, “silat itu kampungan”, “silat itu bela diri nya para centeng dan preman pasar”. Tidak aneh kalau banyak orang tua yang melarang anak mereka belajar pencak silat karena mereka khawatir anaknya hanya akan terlibat tawuran.



Pandangan dan pemahaman yang demikian tidaklah sepenuhnya keliru (walaupun tentu tidak benar juga), dan tidak dapat disalahkan karena memang sangat minimnya informasi dan sosialisasi tentang pencak silat ke masyarakat umum. Mari kita ikuti pembahasan selanjutnya.

Pencak Silat, ada pendapat yang menafsirkan dengan memisahkan arti dari kedua kata namun ada pula yang menganggap kedua kata tersebut sebagai bentuk dari penyatuan kata. Pendapat pertama yang memisahkan artian kata berpendapat bahwa Pencak adalah bentuk permainan (keahlian) untuk mempertahankan diri dengan menangkis, mengelak dan sebagainya.


Sementara silat adalah kepandaian berkelahi, seni bela diri yang berasal dari Indonesia dengan ketangkasan membela diri dan menyerang untuk pertandingan atau perkelahian (KBBI, Pusat Bahasa 2008) Namun kesemuanya itu memiliki kesamaan subtansi di dalam hal pengertian. Tokoh tokoh pendiri IPSI menyepakati pengertian pencak silat dengan tidak lagi membedakan pengertian antara pencak dan silat karena memiliki pengertian yang sama. Kata pencak silat adalah istilah resmi yang digunakan Indonesia untuk bela diri rumpun Melayu ini, sementara negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam lebih memilih kata silat.(iwan setiawan, dalam suatu seminar pencak silat di Universitas Indonesia, 2009) Penulis berpendapat, PENCAK SILAT adalah istilah baku yang digunakan untuk menyebut sebuah seni bela diri khas Indonesia. Seni bela diri sendiri mengandung dua makna : seni dan pembelaan diri. Seni merujuk pada keindahan tata gerak, pola langkah, serang-bela, bahkan seni dalam pencak silat lebih khusus diartikan sebagai seni pertunjukan ibing pencak silat dimana keindahan gerak dan langkah dipadu dengan iringan musik gendang pencak (nayaga). Seni bisa juga diartikan sebagai teknik; teknik menyerang, teknik menghindar, menangkis, memukul, dan sebagainya. Di sinilah letak perbedaan seorang ahli pencak silat dengan orang awam pada saat berkelahi di mana seorang yang menguasai pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.
9
Sedangkan bela diri adalah unsur utama dalam silat, intisari dari keahlian seseorang dalam bersilat adalah dalam pembelaan diri ini. Membela diri dalam silat tentu saja menggunakan teknik-teknik, kaidah dan filososfi dalam silat yang dimiliki seseorang. Pencak silat yang lahir dari olah rasa, karsa, dan cipta nenek moyang kita sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya dan adat istiadat, oleh karena itulah dalam pencak silat muatan kaedah dan filosofi sangat kental yang mencirikan sebuah kearifan lokal bangsa.

Sebagai seni bela diri khas yang penuh dengan kearifan lokal nenek moyang, setiap daerah di Indonesia mempunyai istilah sendiri untuk menyebut PENCAK SILAT sebagai suatu seni bela diri. Di Jawa Barat dikenal dengan sebutan amengan, ulin, maenpo. Di Minang silek, di Betawi maen pukulan, di Jawa Tengah, Jawa Timur pencak, di Makassar ada yang menyebut manca’, bemancek di Kalimantan Timur, dan sebagainya. Untuk menyeragamkan istilah yang diperlukan untuk pergaulan internasional itulah kemudian lahir sebutan baku PENCAK SILAT, yang akan dibahas dalam bab tersendiri di bawah ini.

Untuk memudahkan, maka dalam pembahasan selanjutnya di sini akan digunakan istilah PENCAK SILAT, kecuali bila sedang membahas kekhasan beladiri lokal, untuk membedakannya dengan daerah lain akan digunakan istilah lokal daerah yang bersangkutan.


SEJARAH SINGKAT
Sejak kapan pencak silat ada di Indonesia? Sangat sulit menjawab pertanyaan ini, belum ada orang/peneliti yang bisa menjawab dengan pasti kapan asal mulanya. Akan tetapi sebagai sebuah aktivitas pembelaan diri, cikal bakal pencak silat dapat dikatakan sudah setua umur manusia. Bukan kah para manusia purba telah terbiasa melawan keras nya alam, binatang buas dan kelompok manusia lainya dalam mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Apa pun nama nya setiap bentuk gerakan tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, dalam bentuk seprimitif apa pun adalah suatu seni bela diri (walau pun terkadang untuk menyerang terlebih dahulu).

Merujuk pada hipotesa di atas, adalah logis kalau dikatakan silat/pencak silat (penamaan sekarang) sudah berumur sangat tua dan lahir bersamaan dengan terbentuknya susunan masyarakat tertua di Indonesia (merujuk pada suku-suku yang tinggal di seluruh kepulauan Nusantara). Suku-suku bangsa inilah yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah Nusantara sehingga pengaruh nya bisa dilihat sekarang di Malaysia, Brunei, Philipina, Thailand, dan sekitarnya.
Ridwan Saidi seorang budayawan Betawi menyebutkan hipotesa berdasarkan hasil penelitiannya bahwa : 
Pada tahun 130 telah berdiri kerajaan pertama di Jawa yang namanya Salakanagara. Salakanagara nagara berasal dari bahasa Kawi salaka yang artinya perak. Secara etimologis kemudian Salakanagara itu dikaitkan Ridwan dengan laporan ahli geografi Yunani bernama Claudius Ptolomeus pada tahun 160 dalam buku Geografia yang menyebut bandar di daerah Iabadiou (Jawa) bernama Argyre yang artinya perak. Hal ini dikaitkan puladengan laporan dari Cina zaman Dinasti Han yang pada tahun 132 yang mengabarkan tentang kedatangan utusan Raja Ye Tiau bernama Tiao Pien. Ye Tiau ditafsirkan sebagai Jawa dan Tiau Pien sebagai Dewawarman. Termasuk dalam hal ini yang disebut Slametmulyana sebagai Kerajaan Holotan yang merupakan pendahulu kerajaan Tarumanagara dalam bukunya Dari Holotan sampai Jayakarta adalah Salakanagara.(wikipedia) .

Sebuah kerajaan sesederhana apa pun bentuk nya, pasti mempunyai alat-alat keamanan untuk melindungi kerajaannya, di sini pasti ada keahlian bela diri yang dimiliki oleh para prajurit dan panglimanya, bahkan dikisahkan Aki Tirem, sang pendahulu kerajaan Salakanagara adalah seorang ahli bela diri.







Dalam naskah itu (naskah wangsakerta-penulis) penulis berupaya menganalisa secara logika, tentang perlawanan ki Tirem sebagai penghulu Salakanagara melawan kekuatan Perompak yang jumlahnya dua kali lipat melebihi pasukan Salakanagara. Logikanya jikalau tidak mempunyai kekuatan bela diri tidak akanmungkin pasukan perompak yang jauh lebih besar jumlahnya dapat ditaklukan.Bukti tentang ditaklukan dengan kekuatan fisik (bukan dengan diplomasi) dapat dilihat dengan jumlah korban, antara lain: (Terjemahan...) Korban di pihak Perompak berjumlah 37 orang, 22 orang tawanan yang selanjutnya dihukum gantung. Secara tertulis tidak disebutkan "apa" nama bela diri dari pasukan Salakanagara pimpinan Aki Tirem, tapi yang pastinya secara tertulis sudah ada dan menunjukkaneksistensi bela diri bangsa Melayu di awal abad Masehi.
(http://sahabatsilat.com/forum/silat-diskusi-umum/akar-silatsunda/msg21448/#msg21448 ).



Pada perkembangan selanjutnya seiring dengan kemajuan peradaban bangsa-bangsa yang hidup di bumi Nusantara, seni bela diri ini pun mengalami kemajuan pesat, akulturasi dan saling mempengaruhi satu sama lain, apa lagi setelah berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain seperti bangsa China dan India dan terjadi akulturasi budaya termasuk seni bela diri. Diperkirakan semenjak abad ketujuh silat telah menyebar di kepulauan Nusantara, dengan penyebaran melalui tradisi lisan dari mulut ke mulut, dari guru ke murid. Tradisi lisan ini adalah salah satu penyebab tidaknya ada dokumentasi sejarah yang valid tentang pencak silat. Walaupun asal muasal silat masih sulit dipastikan, tapi telah disepakati bahwa silat adalah budaya yang lahir dari nenek moyang dan cikal-bakal bangsa Indonesia. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang hebat. Gajah Mada adalah seorang Maha Patih yang sangat melegenda kesaktiannya. Di tanah Pasundan kita mengenal ketangguhan pasukan kerajaan Pajajaran yang gugur bersama sang Raja, Putri Dyah Pitaloka dan para panglima dalam perang Bubat melawan kerajaan Majapahit. (wikipedia)

Sejarah perkembangan pencak silat mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Salah satu literatur yang bisa ditemukan tentang sejarah pencak silat adalah
Tambo Alam Minangkabau yang menceritakan tentang asal-usul silek Minang.
Bila dikaji dengan seksama isi Tambo Alam Minangkabau yang penuh berisikan kiasan berupa pepatah,petitih ataupun mamang adat, ternyata Silat Minang telah memiliki dan dikembangkan oleh salah seorang penasehat Sultan Sri Maharaja Diraja yang bernama "Datuk Suri Diraja" ; dipanggilkan dengan "Ninik Datuk Suri Diraja" oleh anakcucu sekarang.Sultan Sri Maharaja Diraja, seorang raja di Kerajaan Pahariyangan ( dialek: Pariangan ) . sebuah negeri (baca: nagari) yang pertama dibangun di kaki gunung Merapi bahagian Tenggara pad abad XII (tahun 1119 M ). Sedangkan Ninik Datuk Suri Diraja , seorang tua yang banyak dan dalam ilmunya di berbagai bidang kehidupan sosial. Beliau dikatakan juga sebagai seorang ahli filsafat dan negarawan kerajaan di masa itu,serta pertama kalinya membangun dasar-dasar adat Minangkabau; yang kemudian disempurnakan oleh Datuk Nan Baduo, dikenal dengan Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang. Ninik Datuk Suri Diraja itulah yang menciptakan bermacam-macam kesenian dan alat-alatnya, seperti pencak, tari-tarian yang diangkatkan dari gerak-gerak silat serta membuat talempong, gong, gendang, serunai, harbah, kecapi, dll ( I.Dt.Sangguno Dirajo, 1919:18) Sebagai catatan disini, mengenai kebenaran isi Tambo yang dikatakan orang mengandung 2% fakta dan 98 % mitologi hendaklah diikuti juga uraian Drs.MID.Jamal dalam bukunya : "Menyigi Tambo Alam Minangkabau" (Studi perbandingan sejarah) halaman 10. Ninik Datuk Suri Diraja (dialek: Niniek Datuek Suri Dirajo) sebagai salah seorang Cendekiawan yang dikatakan "lubuk akal, lautan budi" , tempat orang berguru dan bertanya di masa itu; bahkan juga guru dari Sultan Sri Maharaja Diraja. (I.Dt. Sangguno Durajo, 1919:22). Beliau itu jugalah yang menciptakan bermacam-macam cara berpakaian, seperti bermanik pada leher dan gelang pada kaki dan tangan serta berhias, bergombak satu,empat, dsb. Ninik Datuk Suri Dirajo (1097-1198) itupun, sebagai kakak ipar (Minang: "Mamak Runah") dari Sultan Sri Maharaja Diraja ( 1101-1149 ), karena adik beliau menjadi isteri pertama (Parama-Iswari) dari Raja Minangkabau tsb. Oleh karena itu pula "Mamak kandung" dari DatukNan Baduo. Pengawal-pengawal Sultan Sri Maharaja Diraja yang bernama Kucieng Siam, Harimau Campo, Kambieng Utan, dan Anjieng Mualim menerima warisan ilmu silat sebahagian besarnya dari Ninik Datuk Dirajo; meskipun kepandaian silat pusaka yang mereka miliki dari negeri asal masing-masing sudah ada juga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keempat pengawal kerajaan itu pada mulanya berasal dari berbagai kawasan yang berada di sekitar Tanah Basa (= Tanah Asal) , yaitu di sekitar lembah Indus dahulunya. Mereka merupakan keturunan dari pengawal-pengawal nenek moyang yang mula-mula sekali menjejakkan kaki di kaki gunung Merapi. Nenek moyang yang pertama itu bernama "DAPUNTA HYANG". ( Mid.Jamal, 1984:35). Kucieng Siam, seorang pengawal yang berasal dari kawasan Kucin-Cina (Siam); Harimau Campo, seorang pengawal yang gagah perkasa, terambil dari kawasan Campa ; Kambieng Utan , seorang pengawal yang berasal dari kawasan Kamboja, dan Anjieng Mualim, seorang pengawal yang datang dari Persia/Gujarat.Sehubungan dengan itu, kedudukan atau jabatan pengawalan sudah ada sejak nenek moyang suku Minangkabau bermukim di daerah sekitar gunung Merapi di zaman purba; sekurang-kurangnya dalam abad pertama setelah timbulnya kerajaan Melayu di Sumatera Barat. Pemberitaan tentang kehadiran nenek moyang (Dapunta Hyang) dimaksud telah dipublikasikan dalam prasasti "Kedukan Bukit" tahun 683 M, yang dikaitkan dengan keberangkatan Dapunta Hyang dengan balatentaranya dari gunung Merapi melalui Muara Kampar atau Minang Tamwan ke Pulau Punjung / Sungai Dareh untuk mendirikan sebuah kerajaan yang memenuhi niat perjalanan suci missi. dimaksud untuk menyebarkan agama Budha. Di dalam perjalanan suci yang ditulis/ dikatakan dalam bahasa Melayu Kuno pada prasasti tsb dengan perkataan : " Manalap Sidhayatra" (Bakar Hatta,1983:20), terkandung juga niat memenuhi persyaratan mendirikan kerajaan dengan memperhitungkan faktor-faktor strategi militer, politik dan ekonomi. Kedudukan kerajaan itupun tidak bertentangan dengan kehendak kepercayaan/agama, karena di tepi Batanghari ditenukan sebuah tempat yang memenuhi persyaratan pula untuk memuja atau mengadakan persembahan kepada para dewata. Tempat itu, sebuah pulau yang dialiri sungai besar, yang merupakan dua pertemuan yang dapat pula dinamakan "Minanga Tamwan" atau "Minanga Kabwa". Akhirnya pulau tempat bersemayam Dapunta Hyang yang menghadap ke Gunung Merapi (pengganti Mahameru yaitu Himalaya) itu dinamakan Pulau Punjung (asal kata: pujeu artinya puja). Sedangkan kerajaan yang didirikan itu disebut dengan kerajaan Mianga Kabwa dibaca: Minangkabaw.(http://sahabatsilat.com/forum/tokoh-pencak-silat/drsmid-jamal-dosen-aski-padang-panjang-(-mengenang-jasa-dankaryanya) Kalau kita baca dan simak tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa tambo alam ini adalah sejarah tertulis yang paling tua yang menceritakan tentang asal-usul pencak silat (silek minang). Di situ juga dapat kita lihat bahwa perkembangan pencak silat tidak lepas dari akulturasi budaya. 13 Pencak silat Sunda (amengan, ulin, maenpo) pun yang begitu kaya aliran-aliran silat serta menjadi mainstream dalam perkembangan pencak silat di tanah air tidak mempunyai banyak sumber tertulis yang dapat dijadikan bahan penelusuran asal muasal nya. Salah satu sumber yang dapat ditemukan adalah sebuah kidung sundayana yang menceritakan tentang heroiknya pasukan kerajaan Pajajaran yang dipimpin langsung oleh sang Sang Prabu MaharajaLinggabuwana Wisesa dalam Sanghyang Sikshakandha Ng Karesiyan :“Puluh-puluh rombongan heunteu kaitungTujuh rupa penca, anu ulin pakarang baeLain deui bangsa, serimpi bedaya”Puluh-puluh rombongan tidak terhitung,Tujuh rupa penca, yang memainkan senjataBerbeda lagi bangsa, serimpi bedaya.(http://sahabatsilat.com/forum/silat-diskusi-umum/akar-silatsunda/msg17323/?topicseen#msg17323) .
Dalam kidung di atas disebutkan adanya “tujuh rupa penca”. Apakah tujuh rupa penca itu merupakan tujuh jenis bela diri, tujuh aliran, tujuh teknik ataukah tujuh teknik perang? Apabila itu adalah tujuh jenis penca/tujuh aliran, penca apa sajakah? Aliran apa sajakah? Sampai saat ini belum ada titik terang dan masih membutuhkan upaya keras untuk memecahkannya. Aliran silat Sunda manakah yang paling tua? Ini pun masih menjadi bahan kajian yang menarik, karena masing-masing aliran punya argumentasi dan riwayat tutur yang menyebutkan bahwa aliran nya yang paling tua. Penulis tidak mau terjebak dalam polemik ini, karena inilah kelemahan budaya tutur, tidak ada bukti otentik untuk membenarkan argumen suatu kelompok atau aliran.

Pada jaman penjajahan Belanda pencak silat tidak dapat berkembang karena dilarang oleh pemerintah kolonial, sedangkan pada masa pendudukan Jepang pencak silat mengalami kemajuan karena Jepang memberikan kebebasan untuk melatih dan berlatih pencak silat, bahkan mereka kerap mengadakan suatu pertandingan yang mengumpulkan beberapa jawara, pertandingan silat antar jawara/pendekar atau melawan jago-jago bela diri jepang. Pada masa setelah kemerdekaan, seiring dengan bangkitnya nasionalisme, perkembangan pencak silat mengalami suatu masa sejarah penting di mana pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro. Pencak Silat sebagai seni bela diri bangsa Indonesia, merupakan kata majemuk adalah hasil dari seminar Pencak Silat tahun 1973 di Tugu Bogor. Sedangkan definisi Pencak Silat, selengkapnya dibuat oleh Pengurus Besar IPSI bersama BAKIN pada tahun 1975 sebagai berikut : 


Pencak Silat adalah hasil budayamanusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksintensi (kemandirian) intergritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup atau alam sekitar untuk mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama "Pencak silat”. .

Untuk informasi yang lebih lengkapnya anda dapat langsung mendownload ebook gratis  yang  di dalamnya merupakan kumpulan semua cara untuk belajar pencak silat yang telah di ajarkan oleh nenek moyang dengan tujuan untuk mengupas semua kunci rahasia dalam menggapai kesuksesan dunia dan akhirat secara real dan tidak merupakan dalam  suatu jenis teori semata ,dan yang akan di jelaskan dalam ebook gratis ini adalah bagaimana anda dapat langsung untuk mempraktikan (take action) semua isi ilmu yang akan anda dapatkan secara gratis dan lengkap yang kesemua itu hanya terdapat dalam ebook gratis ini , jika anda sudah mencapai puncak karir atau buleh di bilang semua keinginan anda sudah tercapai ,sebaiknya anda tidak akan pernah lupa untuk terus mempraktikan dan mengamalkan ilmu yang telah anda peroleh kepada teman anda ,klien, maupun kepada musuh anda sekalipun , karena dengan adanya penyebar luasan ebook gratis yang merupakan kunci dalam melakukan pengembangan bela diri anda  yang telah di ajarkan nenek moyang,di dalamnya berisi suatu  rahasia kunci sukses untuk  menggapai  kebahagiaan dunia akhirat di harapkan dapat di jadikan pedoman dalam meraih kesuksesan dan kebahagiaan baik dunia maupun akhirat yang menjadi secara luas menyebarkan ilmunya kepada masyarakat.
Berikut merupakan link downloadnya :

Atau klik tombol Download di bawah ini !!!

Photobucket


Kunjungi juga websitenya penerbit ebooknya di www.bangochid.blogspot.com.com


0 komentar:

Post a Comment