Pengarang : Ochid Aj
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : 60
Format : Pdf
harga :Rp. 0 (GRATISS)
rekomendasi : Ochid
Download ebook ,kali ini dunia
download Nuyatha media ingin membagikan suatu info , mungkin di antara anda
sudah tidak asing lagi jika mendengar dengan istilah dalam dunia bela diri
yaitu istilah pencak silat , seni beladiri yang asli dari negeri sendiri ,
ketika anda atau mungkin saya mendengar dengan istilah pencak silat pasti yang
terbayang di benak anda adalah kosah pahlawan tempo dulu kebanggan dari rakyat
betawi yaitu Si Pitung , yang dengan ilmu silatnya telah membantu rakyat betawi
dalam masa kesusahan di tindas oeh Negara belanda waktu itu , namun kali ini
saya tidak membicarakan tentang si pitung m namun dengan sedikit pengetahuan
ini saya ingin membagikan suatu ebook kepada anda yang berjenis budaya , yaitu
tentang lahirnya pencak silat di negeri ini .
Download ebook gratis
mengenai seni beladiri pencak silat dari negeri betawi ini membahas tidak hanya
tentang bagaimana lahirnya seni beladiri pencak silat ini namun ada teknik
untuk memahami dan menguasainya , aliran dalam pencak silat , serta filosofi
yang terkandung di dalamnya , untuk itu sedikit saya akan kutip sejarah
lahirnya pencak silat di negeri ini dalam ebook gratis yang berjudul BUNGA
RAMPAI PENCAK SILAT
PENGERTIAN
PENCAK SILAT
Kalau kita berbicara
tentang pencak silat kepada masyarakat umum maka yang tergambar dalam benak
mereka adalah “sebuah olah raga yang dipertandingkan” yang tidak ubahnya dengan
tinju (saling pukul), gulat (saling membanting dan bergumul), atau karate
(kombinasi memukul, menendang, membanting, menghindar, dan menangkis
serangan)dan jenis bela diri lainnya. Dengan kata lain adalah : “tidak ada
sesuatu yang khas yang bisa dibanggakan kecuali pada perbedaan warna kostum
yang dipakai para atlit pencak silat. Kalaupun ada yang sedikit tahu tentang
pencak silat selain olah raga yang dipertandingkan, tidak ada yang patut
dibanggakan kecuali kesan negatif bahwa “silat itu magic”, “silat itu
kampungan”, “silat itu bela diri nya para centeng dan preman pasar”. Tidak aneh
kalau banyak orang tua yang melarang anak mereka belajar pencak silat karena mereka
khawatir anaknya hanya akan terlibat tawuran.
Pandangan dan pemahaman
yang demikian tidaklah sepenuhnya keliru (walaupun tentu tidak benar juga), dan
tidak dapat disalahkan karena memang sangat minimnya informasi dan sosialisasi
tentang pencak silat ke masyarakat umum. Mari kita ikuti pembahasan
selanjutnya.
Pencak Silat, ada pendapat yang menafsirkan dengan memisahkan arti
dari kedua kata namun ada pula yang menganggap kedua kata tersebut sebagai
bentuk dari penyatuan kata. Pendapat pertama yang memisahkan artian kata
berpendapat bahwa Pencak adalah bentuk permainan (keahlian) untuk
mempertahankan diri dengan menangkis, mengelak dan sebagainya.
Sementara silat adalah
kepandaian berkelahi, seni bela diri yang berasal dari Indonesia dengan
ketangkasan membela diri dan menyerang untuk pertandingan atau perkelahian
(KBBI, Pusat Bahasa 2008) Namun kesemuanya itu memiliki kesamaan subtansi di
dalam hal pengertian. Tokoh tokoh pendiri IPSI menyepakati pengertian pencak
silat dengan tidak lagi membedakan pengertian antara pencak dan silat karena
memiliki pengertian yang sama. Kata pencak silat adalah istilah resmi yang
digunakan Indonesia untuk bela diri rumpun Melayu ini, sementara negara-negara
lain seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam lebih memilih kata silat.(iwan
setiawan, dalam suatu seminar pencak silat di Universitas Indonesia, 2009)
Penulis berpendapat, PENCAK SILAT adalah istilah baku yang digunakan untuk
menyebut sebuah seni bela diri khas Indonesia. Seni bela diri sendiri
mengandung dua makna : seni dan pembelaan diri. Seni merujuk pada keindahan
tata gerak, pola langkah, serang-bela, bahkan seni dalam pencak silat lebih
khusus diartikan sebagai seni pertunjukan ibing pencak silat dimana keindahan
gerak dan langkah dipadu dengan iringan musik gendang pencak (nayaga). Seni
bisa juga diartikan sebagai teknik; teknik menyerang, teknik menghindar,
menangkis, memukul, dan sebagainya. Di sinilah letak perbedaan seorang ahli
pencak silat dengan orang awam pada saat berkelahi di mana seorang yang menguasai
pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.
9
Sedangkan bela diri adalah
unsur utama dalam silat, intisari dari keahlian seseorang dalam bersilat adalah
dalam pembelaan diri ini. Membela diri dalam silat tentu saja menggunakan
teknik-teknik, kaidah dan filososfi dalam silat yang dimiliki seseorang. Pencak
silat yang lahir dari olah rasa, karsa, dan cipta nenek moyang kita sangat
dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya dan adat istiadat, oleh karena itulah dalam
pencak silat muatan kaedah dan filosofi sangat kental yang mencirikan sebuah
kearifan lokal bangsa.
Sebagai seni bela diri khas
yang penuh dengan kearifan lokal nenek moyang, setiap daerah di Indonesia
mempunyai istilah sendiri untuk menyebut PENCAK SILAT sebagai suatu seni bela
diri. Di Jawa Barat dikenal dengan sebutan amengan,
ulin, maenpo. Di Minang silek, di Betawi maen
pukulan, di Jawa
Tengah, Jawa Timur pencak, di Makassar ada yang menyebut manca’, bemancek di
Kalimantan Timur, dan sebagainya. Untuk menyeragamkan istilah yang diperlukan
untuk pergaulan internasional itulah kemudian lahir sebutan baku PENCAK SILAT,
yang akan dibahas dalam bab tersendiri di bawah ini.
Untuk memudahkan, maka
dalam pembahasan selanjutnya di sini akan digunakan istilah PENCAK SILAT,
kecuali bila sedang membahas kekhasan beladiri lokal, untuk membedakannya
dengan daerah lain akan digunakan istilah lokal daerah yang bersangkutan.
SEJARAH SINGKAT
Sejak kapan pencak silat
ada di Indonesia? Sangat sulit menjawab pertanyaan ini, belum ada
orang/peneliti yang bisa menjawab dengan pasti kapan asal mulanya. Akan tetapi
sebagai sebuah aktivitas pembelaan diri, cikal bakal pencak silat dapat
dikatakan sudah setua umur manusia. Bukan kah para manusia purba telah terbiasa
melawan keras nya alam, binatang buas dan kelompok manusia lainya dalam
mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Apa pun nama nya setiap bentuk
gerakan tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, dalam bentuk seprimitif apa pun
adalah suatu seni bela diri (walau pun terkadang untuk menyerang terlebih
dahulu).
Merujuk pada hipotesa di
atas, adalah logis kalau dikatakan silat/pencak silat (penamaan sekarang) sudah
berumur sangat tua dan lahir bersamaan dengan terbentuknya susunan masyarakat
tertua di Indonesia (merujuk pada suku-suku yang tinggal di seluruh kepulauan
Nusantara). Suku-suku bangsa inilah yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah
Nusantara sehingga pengaruh nya bisa dilihat sekarang di Malaysia, Brunei,
Philipina, Thailand, dan sekitarnya.
Ridwan
Saidi seorang budayawan Betawi menyebutkan hipotesa berdasarkan hasil
penelitiannya bahwa :
Pada tahun 130 telah berdiri kerajaan pertama di Jawa yang namanya Salakanagara. Salakanagara nagara berasal dari bahasa Kawi salaka yang artinya perak. Secara etimologis kemudian Salakanagara itu dikaitkan Ridwan dengan laporan ahli geografi Yunani bernama Claudius Ptolomeus pada tahun 160 dalam buku Geografia yang menyebut bandar di daerah Iabadiou (Jawa) bernama Argyre yang artinya perak. Hal ini dikaitkan puladengan laporan dari Cina zaman Dinasti Han yang pada tahun 132 yang mengabarkan tentang kedatangan utusan Raja Ye Tiau bernama Tiao Pien.
Ye Tiau ditafsirkan sebagai Jawa dan Tiau Pien sebagai Dewawarman. Termasuk dalam hal ini yang disebut Slametmulyana sebagai Kerajaan Holotan yang merupakan pendahulu kerajaan Tarumanagara dalam bukunya Dari Holotan sampai Jayakarta adalah Salakanagara.(wikipedia)
.
Sebuah kerajaan sesederhana
apa pun bentuk nya, pasti mempunyai alat-alat keamanan untuk melindungi
kerajaannya, di sini pasti ada keahlian bela diri yang dimiliki oleh para
prajurit dan panglimanya, bahkan dikisahkan Aki Tirem, sang pendahulu kerajaan
Salakanagara adalah seorang ahli bela diri.
Dalam naskah itu (naskah wangsakerta-penulis) penulis berupaya menganalisa secara logika, tentang perlawanan ki Tirem sebagai penghulu Salakanagara melawan kekuatan Perompak yang jumlahnya dua kali lipat melebihi pasukan Salakanagara. Logikanya jikalau tidak mempunyai kekuatan bela diri tidak akanmungkin pasukan perompak yang jauh lebih besar jumlahnya dapat ditaklukan.Bukti tentang ditaklukan dengan kekuatan fisik (bukan dengan diplomasi) dapat dilihat dengan jumlah korban, antara lain: (Terjemahan...) Korban di pihak Perompak berjumlah 37 orang, 22 orang tawanan yang selanjutnya dihukum gantung. Secara tertulis tidak disebutkan "apa" nama bela diri dari pasukan Salakanagara pimpinan Aki Tirem, tapi yang pastinya secara tertulis sudah ada dan menunjukkaneksistensi bela diri bangsa Melayu di awal abad Masehi.
(http://sahabatsilat.com/forum/silat-diskusi-umum/akar-silatsunda/msg21448/#msg21448 ).
(http://sahabatsilat.com/forum/silat-diskusi-umum/akar-silatsunda/msg21448/#msg21448 ).
Pada perkembangan
selanjutnya seiring dengan kemajuan peradaban bangsa-bangsa yang hidup di bumi
Nusantara, seni bela diri ini pun mengalami kemajuan pesat, akulturasi dan
saling mempengaruhi satu sama lain, apa lagi setelah berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain seperti bangsa China dan India dan terjadi akulturasi budaya
termasuk seni bela diri. Diperkirakan semenjak abad ketujuh silat telah
menyebar di kepulauan Nusantara, dengan penyebaran melalui tradisi lisan dari
mulut ke mulut, dari guru ke murid. Tradisi lisan ini adalah salah satu
penyebab tidaknya ada dokumentasi sejarah yang valid tentang pencak silat.
Walaupun asal muasal silat masih sulit dipastikan, tapi telah disepakati bahwa
silat adalah budaya yang lahir dari nenek moyang dan cikal-bakal bangsa
Indonesia. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka
meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang
hebat. Gajah Mada adalah seorang Maha Patih yang sangat melegenda kesaktiannya.
Di tanah Pasundan kita mengenal ketangguhan pasukan kerajaan Pajajaran yang
gugur bersama sang Raja, Putri Dyah Pitaloka dan para panglima dalam perang
Bubat melawan kerajaan Majapahit. (wikipedia)
Sejarah perkembangan pencak
silat mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
lainnya. Salah satu literatur yang bisa ditemukan tentang sejarah pencak silat
adalah
Tambo Alam Minangkabau yang
menceritakan tentang asal-usul silek Minang.
Bila dikaji dengan seksama isi Tambo Alam Minangkabau yang penuh berisikan kiasan berupa pepatah,petitih ataupun mamang adat, ternyata Silat Minang telah memiliki dan dikembangkan oleh salah seorang penasehat Sultan Sri Maharaja Diraja yang bernama "Datuk Suri Diraja" ; dipanggilkan dengan "Ninik Datuk Suri Diraja" oleh anakcucu sekarang.Sultan Sri Maharaja Diraja, seorang raja di Kerajaan Pahariyangan ( dialek: Pariangan ) . sebuah negeri (baca: nagari) yang pertama dibangun di kaki gunung Merapi bahagian Tenggara pad abad XII (tahun 1119 M ). Sedangkan Ninik Datuk Suri Diraja , seorang tua yang banyak dan dalam ilmunya di berbagai bidang kehidupan sosial. Beliau dikatakan juga sebagai seorang ahli filsafat dan negarawan kerajaan di masa itu,serta pertama kalinya membangun dasar-dasar adat Minangkabau; yang kemudian disempurnakan oleh Datuk Nan Baduo, dikenal dengan Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang. Ninik Datuk Suri Diraja itulah yang menciptakan bermacam-macam kesenian dan alat-alatnya, seperti pencak, tari-tarian yang diangkatkan dari gerak-gerak silat serta membuat talempong, gong, gendang, serunai, harbah, kecapi, dll ( I.Dt.Sangguno Dirajo, 1919:18) Sebagai catatan disini, mengenai kebenaran isi Tambo yang dikatakan orang mengandung 2% fakta dan 98 % mitologi hendaklah diikuti juga uraian Drs.MID.Jamal dalam bukunya : "Menyigi Tambo Alam Minangkabau" (Studi perbandingan sejarah) halaman 10. Ninik Datuk Suri Diraja (dialek: Niniek Datuek Suri Dirajo) sebagai salah seorang Cendekiawan yang dikatakan "lubuk akal, lautan budi" , tempat orang berguru dan bertanya di masa itu; bahkan juga guru dari Sultan Sri Maharaja Diraja. (I.Dt. Sangguno Durajo, 1919:22). Beliau itu jugalah yang menciptakan bermacam-macam cara berpakaian, seperti bermanik pada leher dan gelang pada kaki dan tangan serta berhias, bergombak satu,empat, dsb. Ninik Datuk Suri Dirajo (1097-1198) itupun, sebagai kakak ipar (Minang: "Mamak Runah") dari Sultan Sri Maharaja Diraja ( 1101-1149 ), karena adik beliau menjadi isteri pertama (Parama-Iswari) dari Raja Minangkabau tsb. Oleh karena itu pula "Mamak kandung" dari DatukNan Baduo.
Pengawal-pengawal Sultan Sri Maharaja Diraja yang bernama Kucieng Siam, Harimau Campo, Kambieng Utan, dan Anjieng Mualim menerima warisan ilmu silat sebahagian besarnya dari Ninik Datuk Dirajo; meskipun kepandaian silat pusaka yang mereka miliki dari negeri asal masing-masing sudah ada juga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keempat pengawal kerajaan itu pada mulanya berasal dari berbagai kawasan yang berada di sekitar Tanah Basa (= Tanah Asal) , yaitu di sekitar lembah Indus dahulunya. Mereka merupakan keturunan dari pengawal-pengawal nenek moyang yang mula-mula sekali menjejakkan kaki di kaki gunung Merapi. Nenek moyang yang pertama itu bernama "DAPUNTA HYANG". ( Mid.Jamal, 1984:35).
Kucieng Siam, seorang pengawal yang berasal dari kawasan Kucin-Cina (Siam); Harimau Campo, seorang pengawal yang gagah perkasa, terambil dari kawasan Campa ; Kambieng Utan , seorang pengawal yang berasal dari kawasan Kamboja, dan Anjieng Mualim, seorang pengawal yang datang dari Persia/Gujarat.Sehubungan dengan itu, kedudukan atau jabatan pengawalan sudah ada sejak nenek moyang suku Minangkabau bermukim di daerah sekitar gunung Merapi di zaman purba; sekurang-kurangnya dalam abad pertama setelah timbulnya kerajaan Melayu di Sumatera Barat. Pemberitaan tentang kehadiran nenek moyang (Dapunta Hyang) dimaksud telah dipublikasikan dalam prasasti "Kedukan Bukit" tahun 683 M, yang dikaitkan dengan keberangkatan Dapunta Hyang dengan balatentaranya dari gunung Merapi melalui Muara Kampar atau Minang Tamwan ke Pulau Punjung / Sungai Dareh untuk mendirikan sebuah kerajaan yang memenuhi niat perjalanan suci missi. dimaksud untuk menyebarkan agama Budha. Di dalam perjalanan suci yang ditulis/ dikatakan dalam bahasa Melayu Kuno pada prasasti tsb dengan perkataan : " Manalap Sidhayatra" (Bakar Hatta,1983:20), terkandung juga niat memenuhi persyaratan mendirikan kerajaan dengan memperhitungkan faktor-faktor strategi militer, politik dan ekonomi.
Kedudukan kerajaan itupun tidak bertentangan dengan kehendak kepercayaan/agama, karena di tepi Batanghari ditenukan sebuah tempat yang memenuhi persyaratan pula untuk memuja atau mengadakan persembahan kepada para dewata. Tempat itu, sebuah pulau yang dialiri sungai besar, yang merupakan dua pertemuan yang dapat pula dinamakan "Minanga Tamwan" atau "Minanga Kabwa". Akhirnya pulau tempat bersemayam Dapunta Hyang yang menghadap ke Gunung Merapi (pengganti Mahameru yaitu Himalaya) itu dinamakan Pulau Punjung (asal kata: pujeu artinya puja). Sedangkan kerajaan yang didirikan itu disebut dengan kerajaan Mianga Kabwa dibaca: Minangkabaw.(http://sahabatsilat.com/forum/tokoh-pencak-silat/drsmid-jamal-dosen-aski-padang-panjang-(-mengenang-jasa-dankaryanya)
Kalau kita baca dan simak tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa tambo alam ini adalah sejarah tertulis yang paling tua yang menceritakan tentang asal-usul pencak silat (silek minang). Di situ juga dapat kita lihat bahwa perkembangan pencak silat tidak lepas dari akulturasi budaya.
13
Pencak silat Sunda (amengan, ulin, maenpo) pun yang begitu kaya aliran-aliran silat serta menjadi mainstream dalam perkembangan pencak silat di tanah air tidak mempunyai banyak sumber tertulis yang dapat dijadikan bahan penelusuran asal muasal nya. Salah satu sumber yang dapat ditemukan adalah sebuah kidung sundayana yang menceritakan tentang heroiknya pasukan kerajaan Pajajaran yang dipimpin langsung oleh sang Sang Prabu MaharajaLinggabuwana Wisesa dalam
Sanghyang Sikshakandha Ng Karesiyan :“Puluh-puluh rombongan heunteu kaitungTujuh rupa penca, anu ulin pakarang baeLain deui bangsa, serimpi bedaya”Puluh-puluh rombongan tidak terhitung,Tujuh rupa penca, yang memainkan senjataBerbeda lagi bangsa, serimpi bedaya.(http://sahabatsilat.com/forum/silat-diskusi-umum/akar-silatsunda/msg17323/?topicseen#msg17323)
.
Dalam kidung di atas
disebutkan adanya “tujuh rupa penca”. Apakah tujuh rupa penca itu merupakan
tujuh jenis bela diri, tujuh aliran, tujuh teknik ataukah tujuh teknik perang?
Apabila itu adalah tujuh jenis penca/tujuh aliran, penca apa sajakah? Aliran
apa sajakah? Sampai saat ini belum ada titik terang dan masih membutuhkan upaya
keras untuk memecahkannya. Aliran silat Sunda manakah yang paling tua? Ini pun
masih menjadi bahan kajian yang menarik, karena masing-masing aliran punya
argumentasi dan riwayat tutur yang menyebutkan bahwa aliran nya yang paling
tua. Penulis tidak mau terjebak dalam polemik ini, karena inilah kelemahan
budaya tutur, tidak ada bukti otentik untuk membenarkan argumen suatu kelompok
atau aliran.
Pada jaman penjajahan
Belanda pencak silat tidak dapat berkembang karena dilarang oleh pemerintah
kolonial, sedangkan pada masa pendudukan Jepang pencak silat mengalami kemajuan
karena Jepang memberikan kebebasan untuk melatih dan berlatih pencak silat,
bahkan mereka kerap mengadakan suatu pertandingan yang mengumpulkan beberapa
jawara, pertandingan silat antar jawara/pendekar atau melawan jago-jago bela
diri jepang. Pada masa setelah kemerdekaan, seiring dengan bangkitnya
nasionalisme, perkembangan pencak silat mengalami suatu masa sejarah penting di
mana pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh
Mr. Wongsonegoro. Pencak Silat sebagai seni bela diri bangsa Indonesia,
merupakan kata majemuk adalah hasil dari seminar Pencak Silat tahun 1973 di
Tugu Bogor. Sedangkan definisi Pencak Silat, selengkapnya dibuat oleh Pengurus
Besar IPSI bersama BAKIN pada tahun 1975 sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budayamanusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksintensi (kemandirian) intergritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup atau alam sekitar untuk mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama "Pencak silat”. .
Untuk informasi yang lebih
lengkapnya anda dapat langsung mendownload ebook gratis yang di
dalamnya merupakan kumpulan semua cara untuk belajar pencak silat yang telah di
ajarkan oleh nenek moyang dengan tujuan untuk mengupas semua kunci rahasia
dalam menggapai kesuksesan dunia dan akhirat secara real dan tidak merupakan
dalam suatu jenis teori semata ,dan yang akan di jelaskan dalam ebook gratis
ini adalah bagaimana anda dapat langsung untuk mempraktikan (take action) semua
isi ilmu yang akan anda dapatkan secara gratis dan lengkap yang kesemua itu
hanya terdapat dalam ebook gratis ini , jika anda sudah mencapai puncak karir
atau buleh di bilang semua keinginan anda sudah tercapai ,sebaiknya anda tidak
akan pernah lupa untuk terus mempraktikan dan mengamalkan ilmu yang telah anda
peroleh kepada teman anda ,klien, maupun kepada musuh anda sekalipun , karena
dengan adanya penyebar luasan ebook gratis yang merupakan kunci dalam melakukan
pengembangan bela diri anda yang telah di ajarkan nenek moyang,di
dalamnya berisi suatu rahasia kunci sukses untuk menggapai
kebahagiaan dunia akhirat di harapkan dapat di jadikan pedoman dalam meraih
kesuksesan dan kebahagiaan baik dunia maupun akhirat yang menjadi secara luas
menyebarkan ilmunya kepada masyarakat.
Berikut merupakan link downloadnya :
Atau klik
tombol Download di bawah ini !!!
Kunjungi juga websitenya penerbit ebooknya
di www.bangochid.blogspot.com.com
0 komentar:
Post a Comment